Breaking News

SEMBAN BEKURAI ADAT SEMENDE

 


Marshal ( Pemerhati Sosial dan Hukum Adat Indonesia )

FigurNews - Muara Enim - _Semban bekurai bahasa adat Semende_ ( gendongan bayi ) dengan tiga warna yaitu Merah putih dan hitam dan ada tali temali di ujung semban tersebut, yang panjangnya Lebih kurang dua  meter dan lebarnya sekitar lima puluh centimeter. 

Semban ini bagi orang Semende sampai saat ini masih mengadat dan mentradisi sekali bagi masyarakat Semende.

Semban ini berwarna Merah Putih hitam mempunyai makna khusus warna tersebut, Merah berarti berani, putih berarti suci, Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia dan Warna hitam adalah warna yang melambangkan kelahiran dan kehidupan, Ketiganya saling melengkapi dan menyempurnakan, Ketiga warna ini terpatri di dalam jiwa masyarakat Semende.


Semban ini yang sangat kuat, kokoh dan tahan lama, inilah sebagai simbol sifat orang Semende, di gunakan untuk menggendong bayi di belakang punggung ibunya sambil bekerja di ladang atau sawah oleh orang tua bayi, sehingga si bayi dan ibunya merasa nyaman, terbiasa sambil bekerja di rumah, di ladang bahkan di sawah,  bayi bayi masyarakat Semende sejak di lahirkan sudah bekerja keras ikut ibu bapaknya sejak dalam gendongan ibu bapaknya, yang di sebut Semban berkurai.


Dalam adat Semende ada istilah _ndepatkah Semban_ ( jemput Gendongan ) maksudnya kalau ada keluarga baru, baru melahirkan anak Pertama, dia berhak ndepatkan Semban ke orang tua bapaknya si Bayi yang baru lahir.


Ketika si jabang bayi masih dalam kandungan delapan bulan lebih, ibunya bapak si jabang bayi tersebut sudah tandang atau berada di rumah anak laki lakinya ( bapaknya si jabang bayi ) untuk menunggu si jabang bayi lahir, setelah lahir si jabang bayi pertama dari anak laki lakinya, si ibu ( nenek si bayi baru lahir ) di sambut, di bersihkan semua, temannya si bayi di tanam olehnya dan si bayi di mandikan, setelah selesai semua berdoa kepada Allah Swt, atas kelahiran si bayi mohon keselamatan dunia Wal Akhirat, lantas si nenek bayi pulang kerumahnya.

Ndepat kah Semban,

Anak laki laki lah di _antat masuk Rumah jeme besawah beghumah_  ( Menikah ke Tunggu Tubang ) Setelah dia mendapatkan keturunan anak pertama di _tandangka_ ( bermalam di rumah orang tuanya ) ke  tempat ibu nya atau kakak Perempuannya  ( Tunggu Tubangnya )  anak laki laki tadi _Tandang mbatak anak bini_  ( bermalam bersama isteri dan anak bayi bari lahir tadi ) Istilah adat Semende di tandangkah oleh  Tunggu Tubang.

Tandang  tadi mbatak ( membawa ) Gulai sekincing, lemang juada seibat, malam nya Tunggu Tubang mengajak para Meraje  dik beradik beserta tetangga sekitar untuk mendoakan, Si bayi baru lahir sebagai penyambung jurai ( keturunan ) dia sudah  tandang ndepat kah Semban.

Kumpul lah para meraje dik beradik,  di kasihla dia sebagai simbol penyambung nyawa ( keturunan ) 

Semban bekurai tiga Ragi ( warna ).

Setelah beberapa hari kemudian si bayi tersebut di ajak oleh kedua orang tuanya bersilaturrahmi ke orang tua bapaknya si bayi. Saat sampai di rumah neneknya bayi, bayi tersebut di sambut dengan SEMBAN BERKURAI langsung di gendong oleh neneknya.

Jadi istilah adat Semende ini namanya _NDEPATKAH SEMBAN_, makna yang terkandung di ndepatkah Semban ini yang baru lahir harus dan wajib mengenal asal usul hidupnya dan di ajari menjalin ikatan silaturahmi.

Bayi Ndepatkah Semban ini, si nenek menyembelih beberapa ekor ayam kampung, lantas di masak dan mengajak tetangga sekitar memberitahukan ke tetangga, si nenek  mendapatkan cucu dari anak laki laki dan minta tolong doa untuk keselamatan di dunia dan akhirat untuk cucunya.

Nenek berpesan ke cucunya " Cung jangan putuskan Semban ini ( simbol Silaturrahmi ) kepada saudara saudaramu dan keluarga besarmu baik dari bapakmu maupun keluarga dari ibumu" itulah pesan nenek.

Identitas adat Semende  pada Ndepatkah Semban sebenarnya memiliki makna Universal dalam kehidupan bersosial, bermasyarakat Ketika Semban bekurai tersebut di pakai saat gendong bayi, ada perasaan bangga bahwa Semban ini lambang Jeme Semende, _Same dan Ndenye_ ( sama sama memiliki )

Sama memiliki _Apit Jurai_ ( Keluarga besar )

Same memiliki Tunggu Tubang. Semban Bekurai sebagai lambang Pemersatu Jurai. Sumber Drs. Jon Hamdi, MM. putra Asli Semende sebagai Kepsek SMA N 1 Tanjung Sakti PUMI ( Pemerhati Budaya dan Adat Semende ).

(Fitrah Rosyid)

Tidak ada komentar

PT. Figur Anugrah Media Mengucapkan: Selamat datang di www.Figurnews.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang! Tertanda Pemred: Yuamran Andre