Satu Tahun Lebih Pasca Gempa Pasbar, Siswa SDN 26 Talamau Masih Gunakan Lokal Darurat, Kini Bangunan Hangus Terbakar
Oleh : Dodi Ifanda Dolop
Miris benar nasib SDN 26 Talamau yang terletak di Jorong Timbo Abu Nagari Simpang Timbo Abu Kajai Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar.
Bangunan yang rusak parah akibat gempa bumi bermagnitudo 6,1 pada 25 Februari 2022 lalu kembali dilanda bencana. Hari ini, Minggu (5/3) bangunan di kaki gunung Talamau itu rata dengan tanah karena kebakaran hebat.
Sementara para siswa hingga saat ini masih belajar di lokal darurat. Bangunan kecil yang hanya memakai atap (tanpa dinding) yang sebelumnya merupakan tempat parkir kini juga dijadikan sebagai ruang belajar bagi siswa.
Salah seorang warga Timbo Abu Julham mengatakan gedung sekolah yang sebelumnya digunakan untuk tempat belajar-mengajar, rata-rata setiap lokalnya rusak parah oleh gempa, sehingga tidak memungkinkan untuk dipakai lagi, mengingat besarnya risiko rubuh yang mungkin saja bisa terjadi sewaktu-waktu.
Sementara di lapangan sekolah dibangun seadanya lokal darurat untuk proses belajar-mengajar.
Bahkan, bangunan kecil yang hanya memakai atap (tanpa dinding) yang sebelumnya merupakan tempat parkir, kini juga dijadikan sebagai ruang belajar bagi siswa.
"Sejatinya miris melihat generasi penerus kita belajar di tempat seperti itu. Entah bagaimana kita bicara kualitas, kalau tempat belajar mereka saja demikian," ucapnya.
Barangkali demikin pula atau bahkan lebih, yang dirasakan oleh para guru dan orang tua siswa. Anak-anak dalam usia emas semestinya bisa belajar dalam ruangan nyaman.
Tapi, apa hendak dikata, sudah lebih satu tahun pasca gempa, mereka masih harus bersabar belajar di tempat seadanya demi menuntut ilmu.
"Si Jago Merah" Hanguskan Dua Lokal
Minggu (5/3) siang, dua lokal SDN 26 Talamau membara. Api hanguskan dua lokal yang sejak gempa terjadi tidak terpakai karena mengalami rusak berat.
Kejadian kebakaran diketahui ketika masyarakat yang mau pergi ke kebun melihat kepulan asap dari api di belakang gedung sekolah dan langsung bersama-sama menyiram dengan air seadanya.
Dua unit mobil pemadam dikerahkan untuk melawan kobaran api yang hampir menghanguskan lokal sekolah di kaki gunung Talamau tersebut.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Pasaman Barat Getri Ardenis menyampaikan untuk memadamkan api pihaknya mengerahkan mobil PMK dan personil pos Talu, ditambahkan satu unit mobil pemadam dari Simpang Empat.
"Kobaran api kebakaran dapat dihentikan sekitar pukul 14.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran ini, karena lokal tidak digunakan proses belajar mengajar, Libur hari Minggu ini. Kerugian diperkirakan ratusan juta rupiah," jelas Getri.
Kepala Dinas Pendidikan Agusli menyampaikan warga sekolah belum mengetahui penyebab kebakaran lokal sekolah tersebut.
"Sudah setahun lalu lokal tersebut tidak digunakan karena rusak berat akibat gempa M6,1 ada 25 Februari tahun lalu. Beberapa kertas dokumen dan mobiler hangus terbakar tadi siang," kata Agusli.
Musibah kebakaran sekolah yang tinggalkan puing itu tidak menghambat proses belajar mengajar siswa dan guru, karena sudah terbiasa menggunakan lokal darurat selama pasca gempa setahun lalu.
131 Fasilitas Pendidikan Alami Kerusakan
Akibat gempa setahun yang terpusat di Kecamatan Talamau merusak ribuan bangunan.
Sebanyak 1.111 unit rumah rusak berat, 1.171 unit rumah rusak sedang dan 2.172 unit rumah rusak ringan.
Akibat gempa juga merusak 131 fasilitas pendidikan 97 rusak sedang, 17 rusak ringan dan 17 rusak berat 17. Fasilitas kesehatan 17 unit dengan rusak sedang 8 unit, rusak sedang 4 unit dan rusak berat 5 unit.
Kemudian kerusakan fasilitas ibadah 50 unit dengan rusak sedang 19, rusak sedang 9 dan rusak berat 22 unit.
Infrastruktur 35 dengan rusak ringan 5, rusak sedang 8 dan rusak berat 22 unit serta fasilitas pemerintah 64 dengan rusak ringan 48, rusak sedang 14 dan rusak berat 2 unit serta berdampak terhadap 400 lebih pelaku UMKM. Parahnya, tak kurang 13 orang warga di daerah itu meninggal dunia pada bencana tersebut.
Setahun Lebih, Pendataan Korban Belum Tuntas
Selain belum tuntasnya pengerjaan rumah rusak berat yang telah di SK-kan oleh pemerintah ternyata masih banyak rumah warga yang ambruk belum masuk pendataan.
Untuk di Nagari Kajai dari data yang ada ada sekitar 230 rumah warga tidak terdata atau tercecer. 156 unit diantaranya mengalami rusak berat.
"Data kerusakan ini telah kami sampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD) Pasaman Barat dan warga sangat berharap segera di SK-kan," kata Pj Wali Nagari Kajai Damris.
Menyikapi hal itu BPBD Pasaman Barat mengatakan untuk data susulan baru sedang berproses dan masih tahap pendataan verifikasi dan validasi ulang.
Jajaran BPBD melalui tim teknis dan tim percepatan sedang melakukan verifikasi agar data susulan itu cepat di SK-kan.
"Tentu data susulan itu akan diverifikasi terlebih dahulu baru nanti kita SK-kan. BNPB sendiri memberikan peluang untuk menampung data susulan," kata Kalaksa BPBD Pasaman Barat, Azhar.
Terkait data kerusakan berat yang sudah di SK-kan oleh Bupati Pasaman Barat sudah melalui proses verifikasi data dari BNPB Pusat.
Verifikasi Masih Berjalan
Dari data rumah rusak berat yang di SK- kan Bupati sebanyak 1.111 unit rumah. Dalam pelaksanaan pembangunannya harus diverifikasi lapangan lagi oleh BNPB sebelum dibangun kembali.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Beppelitbangda) Harlina Syahputri beberapa waktu lalu dari data tersebut ternyata ditemukan beberapa yang tidak masuk dalam penilaian rumah rusak berat oleh tim teknis BNPB sehingga harus turun status ke rumah rusak sedang.
"Namun masyarakat ada yang tidak mau menerima hal ini dan memaksakan bahwa data 1.111 itu harus tetap masuk kriteria rumah rusak berat tanpa perlu diverifikasi kembali. Disinilah munculnya polemik tersebut, " katanya.
Karena bagaimanapun menurut Deputi RR BNPB pusat yang turun ke Pasaman Barat menyampaikan bahwa pelaksanaan pembangunan rumah rusak berat ini harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak boleh bermain- main. Karena akan berakibat hukum.
Disinilah kata Harlina Syahputri pemahaman masyarakat bahwa penggunaan dana negara itu ada aturan yang wajib ditaati dan tidak boleh dilanggar. Bukan berarti pemerintah mempersulit tapi memang seperti itu ketentuan yang harus dijalani.
Disamping itu, dalam pendataan awal memang diakui adanya rumah warga dengan kategori rumah rusak berat yang belum terdata. Karena adanya beberapa data yang tidak lengkap seperti titik koordinat, ataupun Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) yang tidak valid sehingga akan diusulkan kembali untuk diverifikasi BNPB pusat untuk kategori rumah rusak berat tahap II.
"Saat ini proses verifikasi lapangan oleh tim teknis Pemkab Pasaman Barat sedang berjalan, mudah-mudahan secepatnya data yang tercecer ini sudah bisa di SK-kan," harapnya.
Ia mengajak dalam menjalani proses penanganan bencana gempa bumi memang diperlukan pemikiran yang tenang, saling berkomunikasi, sabar dan jangan saling menyalahkan. Sehingga proses ini bisa dilewati dengan baik. Karena tahapan demi tahapan tidak bisa dilompati.
Pemerintah juga menginginkan masyarakat secepatnya bisa menempati rumah. Karena rumah rusak berat sudah memasuki rehab rekonstruksi. Apalagi akan memasuki Ramadhan dan anggaran terus berjalan.
Data korban gempa harus jelas, by name by adres. Semua data yang masuk ke BNPB, pemerintah provinsi dan kabupaten ini juga akan verifikasi secara administrasi dan sudah di SK-kan.
Namun, akan diverifikasi secara faktual kembali, apakah betul masuk rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Jika rumah mereka sudah masuk rusak berat, ternyata hasil verifikasi tidak maka ada kesempatan untuk mengajukan lagi ke rusak sedang.
"Namun, syarat masyarakat harus sabar menunggu proses ini. Jangan berpolemik terus," kata Harlina Syahputri.
Terkait dengan anggaran untuk rumah rusak sedang yang sudah dikucurkan oleh Provinsi Sumbar. Memang belum bisa di gunakan. Karena saat ini di SK dalam masa transisi tanggap darurat, setelah di cabut masa ini. Maka baru bisa masuk ke rehab rekonstruksi. Di sinilah dana untuk rusak sedang itu digunakan.
Tidak ada komentar