Benarkah Kadis Ancam Guru Sekaitan Dengan Surat Pengaduan ke Walikota?
Payakumbuh, Figurnews.com -
Sebelum rapat internal Dinas Pendidikan, (22/2/23) sekitar pukul 15:15 WIB, beberapa media bertemu dengan rombongan dari Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh di pintu masuk SMPN 2, Bersalaman dengan wartawan, Kadis Pendidikan Dasril, masih santai - santai saja dan berkata " Beri ketenangan saya dalam bekerja dan nanti setelah rapat internal ini, awak media bisa mengkonfirmasikan pada saya. Media yang hadirpun berlalu dari sekolah itu setelah kadis mengatakan rapat ini masih bersifat internal dan belum boleh dibuka untuk umum.
Berdasarkan Informasi yang dihimpun media ini melaluii salah satu mata - mata media yang berdiri diluar ruang rapat internal dinas pendidikan di SMPN 2 Payakumbuh mengatakan,
"Disaat rapat, Kadis yang kalem tadi berubah dan sedikit garang. Pasalnya, seluruh handphone peserta rapat dikumpulkan. Guru - guru diduga disuruh membuat surat pernyataan pencabutan surat pengaduan yang ditandatangani diatas materai. Dan, guru-guru disuruh menemui wartawan untuk mencabut pemberitaan yang sudah terekspos.
Ada 2 (dua) opsi yang ditawarkan saat itu. Pertama, guru - guru yang mau mencabut surat pengaduan ditujukan ke PJ Walikota akan aman. Kedua, Jika tidak mau mencabut, akan bertemu di pengadilan. Dalam rapat tersebut ada juga guru yang mengajukan pindah dari SMPN 2 ke sekolah lain, itu karena diduga kadis tidak netral dalam menyelesaikan persoalan.
Dasril, Kadis Pendidikan Kota Payakumbuh yang ditemui beberapa media diatas mobil dinasnya (23/2/23).mengkonfirmasikan
Benarkah didalam rapat internal itu semua handphone guru yang hadir dikumpulkan, tanya media pada Kadis. "Ya.
Setelah itu mengenai 2 (dua) opsi, tanya media, "Oh tunggu - tunggu jawab kadis memotong pertanyaan media. "Bagusnya mau penjelasan dari saya atau bapak untuk saya betul dan salahkan pertanyaan itu. Lebih baik saya jelaskan, ucap kadis itu lagi.
"Pertama saya datang ke sekolah beserta tim dengan tujuan menyelesaikan masalah yang terjadi disekolah. Kalau masalah ini dibiarkan akan berdampak pada PBM (Proses Belajar Mengajar). Pecah guru dengan guru dan guru dengan kepala sekolah. Dan itu berpotensi mengabaikan anak didik dan itu yang saya cegah.
"Saya mengajak, ucap kadis melanjutkan, secara kekeluargaan, mau diselesaikan atau tidak, yang difasilitasi Dinas Pendidikan. Dan pertanyaan itu sampai 3 (tiga) kail saya ucapkan. Dipertanyakan ketiga, akhirnya terucap kata - kata dari seluruh guru itu mengatakan diselesaikan secara kekeluargaan.
"Kini kita tidak membahas itu lagi, kata pak kadis pada media, seluruh maksud sudah sampai melalui surat yang sampai ke Walikota, DPRD dan wartawan. Buktinya, saya sudah dipanggil DPRD, surat ke wartawan, buktinya beritanya sudah terekspos, ucap kadis ke media.
Adapun isi surat sakti yang ditujukan pada PJ Walikota itu sangat menarik sekali untuk didalami. Kalau dilihat dari isi surat tersebut yang juga telah dirinci satu persatu.
Contohnya isi surat di poin 5. PEMBELIAN MOBIL SEKOALAH
Ketika kami mendapat informasi harga mobil sekolah (mobil bekas) tidak sama atau satu harga. Kepala sekolah mengatakan harganya 280 juta, anggota komite mengatakan 270 juta, ada juga yang mengatakan harganya 260 juta. Sementara mobil itu bekas dan dibeli dimasa pandemi yang waktu itu harga mobil jatuh (khusus bus-bus termasuk bus ELF). Ada kabar bahwa harga sesungguhnya dari mobil sekolah yang dibeli itu 150 juta rupiah. Jika benar luar biasa sekali Mark up nya, mungkin dengan uang itu juga para pengurus komite pergi jalan - jalan sampai keluar negeri.
Kondisi bus tersebut juga sangat memprihatinkan, AC nya rusak dan tidak ada penutupnya dibagian atap (sampai sekarang). Akinya bermasalah, starter mobil susah, tenaga mobil sangat lemah, audio mobil tidak ada. Rasanya harga yang disebutkan setara dengan mobil bekas untuk 30 penumpang.
Uang untuk membayar mobil itu katanya dari gadai SK kepala sekolah karena sumbangan alumni tidak cukup, maka dari itu uang koperasi sekolah di ambil, sumbangan anak setiap hari diambil (Senin-Kamis) untuk membayar kekurangan pembelian mobil. (catatan sumbangan anak ada dimeja piket).
Mengenai guru - guru yang dituduh kadis memberikan surat pengaduan itu pada wartawan, itu salah besar. Perlu diketahui, para media tidak pernah mendapatkan surat pengaduan dari guru - guru disekolah itu. Bahkan para wartawan tidak kenal satupun dengan guru apalagi dengan TU (Tata Usaha. ( FN053)
Tidak ada komentar